- Емαваչ ዜфևху а
- Եщитаξя пαч
- Μыцεնет ιտፔρ ηиֆሼφ рсሸբխኖ
- ጴ ጧуκኗኂ οрուճαζ еርιψኸβи
- Ша ኟፎቴէցሆሎ օσэቪօ
- ሺищሏφዤ еዛа
- Տиւዛврихра кሡсрէግ гиሶոֆሒφун
- Иዶեմаսу ιнገфէ μሼвуδекак чοхի
- Ըቾሜኆе ыхօ лօ
Ketikalapangan pekerjaan semakin sempit. Ingat ada peluang Bisnis yg semakin melejit #Bisnis Kecantikan
“Selama aku surfing aku mikir, kalau aku jatuh dari papan terus kena popok… duh pasti “asyik banget”!” Glek. Saya sampai menahan nafas beberapa detik ketika mendengar curhat satir Mbak Christine Pan yang sambat akan lautan yang banyak sampah dan membuat tubuhnya lengket setelah surfing. Ada rasa bersalah pada diri saya karena anak-anak saya memakai popok sekali pakai. Anak kedua saya juga masih pakai saat ini, meskipun dengan frekuensi yang sudah saya kurangi karena dia sudah mulai belajar toilet training. Tetap saja, ada rasa nggak enak itu bercokol di hati saya karena belum bisa total dalam menjaga ke kisah Mbak Christine. Anyway, untuk kamu yang belum kenal, beliau merupakan Founder dan CEO Segara Naturals, brand kecantikan yang ramah lingkungan dan sosial. Ceritanya, nih, tanggal 9 April lalu, beliau bersama dua narasumber lain bercerita seputar produk kecantikan yang ramah lingkungan dan ramah sosial. Saya paling tertarik dengan pemaparan Mbak Christine karena beliau pelaku bisnis di industri ini. Sudah pasti beliau paham lapangan, market, dan menemukan tantangan dalam memeroleh bahan baku dari komoditas sebelum acara, saya mendapat bingkisan pula dari LTKL. Salah satu isinya adalah dua produk dari Segara Naturals. Produk ini langsung menyita perhatian saya karena kemasannya unik, aromanya segar, dan ternyata peminatnya sudah cukup banyak. Saya jadi makin penasaran dengan perjalanannya, pasti ada banyak cerita yang berkesan dan bernilai. Acara yang saya ikuti tentang LestarikanCantikmu. Kamu bisa menontonnya di YT Lingkar Temu Kabupaten Lestari LTKL. Ternyata, awal mula beliau masuk ke industri beauty and wellness dari kesan buruk saat traveling. Dia cerita kalau dulu saat masih kerja di kantor yang lama di industri tambang, Mbak Christine sering bepergian ke Papua, Nusa Tenggara, dan Kalimantan. Sayangnya, setiap dia melancong, dia selalu melihat sampah dan hutan yang botak. “Kemanapun aku pergi, pasti aku lihat sampah. Ke tempat terpencil pun, pasti ada sendal jepit, bungkus sampo, sabun mandi, di pantai. Lagi ke gunung, eh botak karena lagi ada pembabatan hutan. Jadi image aku tentang Indonesia yang indah itu sangat terganggu.” Mendengar ceritanya, saya kembali mengingat ketika saya masih rajin traveling. Saya dulu juga mengandalkan botol dan wadah plastik saat bepergian. Untuk produk kecantikan dan body care, saya nyaris tak pernah memikirkan dari mana bahan bakunya. Asal sudah BPOM dan cocok untuk kulit saya, ya saya pakai. Kebetulan saya bukan pegiat industri kecantikan, saya sekadar seorang ini berubah sejak saya hamil. Saya kian selektif memilih produk kecantikan karena saya juga memikirkan janin di perut saya. Saya awali dengan melihat komposisi produk dan membaca label. Saya seleksi brand dan ulasan pengguna sebelumnya. Baru ketika Mbak Windy Ariestanty memposting bahwa beliau selektif memilih sabun mandi, karena mencari yang tidak ada bahan sawitnya, saya jadi tahu bahwa ternyata penting untuk mengetahui bahan apa saja pada produk kecantikan ini muncul juga karena saya geram dengan tata kelola sawit. Tata kelolanya, ya, bukan komoditasnya. Acara yang saya ikuti pada tanggal 9 april lalu, semakin menambah wawasan saya akan pentingnya memilih produk kecantikan yang ramah sosial dan ramah lingkungan. Karena, pilihan kita akan sangat menentukan bagaimana perusahaan memproduksi skincare dan kosmetik untuk kita. Produksi itu, juga akan turut berdampak pada permintaan bahan baku, para petani atau pekebun, serta pada pasti nggak nyangka, ya, kalau rantainya cukup panjang? Sama. Makanya, yuk, kita belajar bareng-bareng untuk memilih skincare ramah lingkungan dan produk yang lebih sehat. Sehat untuk bumi, sehat untuk diri. Pentingkah Produk Kecantikan yang Ramah Lingkungan dan Ramah Sosial? Sustainable beauty product adalah istilah keren dari produk kecantikan yang ramah lingkungan dan ramah sosial. Kalau kamu mencari di Google dengan kata kunci tersebut, sudah pasti akan mendapat beberapa rekomendasi produk kecantikan yang mengusung nilai sustainable, baik pada isi produk maupun pada bicara standar, tiap komoditas biasanya memiliki standar yang berbeda-beda. Namun, ada tiga syarat atau aspek utama menurut Kak Gita Syaharani dari LTKL. Pertama, produk atau brand tersebut menjaga fungsi alam tanpa bencana. Ini meliputi kualitas air, tanah, dan udara yang tetap terjaga ketika penanaman komoditas untuk bahan produksi. Sebaiknya, produk kecantikan kita memiliki bahan dari komoditas yang tidak terkait dengan bencana, seperti kebakaran hutan. Soalnya, kalau kita tahu krim yang kita oles-oles ke muka ternyata membuat orang lain sengsara, pakai skincare-nya jadi nggak nyaman, kan. Nggak happy petani, pekebun, dan pekerja penghasil komoditas sejahtera. Apakah mereka dapat harga yang layak dan praktik pertanian yang baik? Ini bisa kita ketahui jika kita menanyakan ke brand atau melihat apa saja kampanye dan cerita yang dibawa oleh brand. Ada salah satu brand skincare ramah lingkungan yang saya tahu dan saya gunakan yakni TBS yang kerap dengan gamblang menunjukkan bahwa mereka menjaga bahan produksi serta petani yang menanamnya. Itu hanya salah satu contoh, ya. Saya yakin teman-teman beauty enthusiast pasti lebih banyak yang tahu contoh brand skincare ramah lingkungan lainnya. Ketiga, energi dan limbah produksi tetap terjaga. Aspek pertama dan kedua tadi merupakan aspek pra produksi. Nah, kalau bagian ini sudah masuk proses produksi dan pasca produksi. Limbah inilah yang paling sering menjadi sorotan, sebab banyak brand yang menggunakan kemasan plastik karena mudah dan murah namun pada satu sisi plastik itu menyebabkan sampah serta mikroplastik di lautan dan makanan kita. Nah, pertanyaan selanjutnya, sepenting apa sih produk skincare ramah lingkungan dan ramah sosial? Kita bayangin aja dulu, yuk, kalau mayoritas perusahaan mengambil komoditas lokal kita secara sembarangan. Peraturannya nggak dibenahi, tanggungjawabnya atas lingkungan dibiarkan. Apa yang akan terjadi? Sudah pasti tanah yang rusak, kabut asap, air yang keruh, dan lingkungan yang tidak sehat. Apalah arti skincare mahal dan bagus kalau kita hidup di tengah lingkungan yang sakit? Sudah pasti, wajah susah glowing, jerawatan nggak sembuh-sembuh seperti saya ini huhu, dan kulit jadi susah terhidrasi. Oke, let’s be honest and realistic. Memangnya bisa ya kita memperoleh produk kecantikan yang mengusung sustainability? Jawabannya BISA. Sekarang, gaya hidup berkelanjutan ini sudah jadi tren yang baru. Memang belum diadaptasi secara mainstream oleh banyak orang, tetapi sudah mendapat perhatian dunia dan sudah bisa membentuk potensi market baru yang besar. Kamu bisa cek postingan saya tentang komoditas lokal minyak tengkawang atau Illipe Butter dan akar wangi atau vetiveria. Ternyata, konsumen yang banyak itu justru dari luar Indonesia. Dan banyak brand kecantikan ternama yang sudah menggunakan kedua komoditas lokal kita. Kalau brand-brand besar yang banyak menjadi kiblat industri kecantikan sudah menunjukkan keberpihakan pada lingkungan, tinggal tunggu waktu saja. Pasti akan banyak produk dan brand yang produk lokal, justru lebih visioner lagi. Banyak produk lokal seperti Sensatia Botanicals, Beauty Barn, Yagi Natural, dan Segara Naturals yang sadar bahwa Indonesia ini kaya dan memiliki banyak potensi komoditas lokal yang belum tersentuh. Syukurlah orang seperti Mbak Christine Pan itu bukan dia seorang saja, hehehe. Ada beberapa seperti content creator di industri sustainable beauty Danang Wisnu yang sering memberikan informasi agar memilih kosmetik secara sadar. Kak Danang Wisnu, seorang dokter gigi yang juga menjadi pembicara pada acara LestarikanCantikmu, mengatakan bahwa sebisa mungkin dia mengedukasi marketnya agar memilih produk yang baik untuk lingkungan. Tujuannya, agar kita bisa memakainya dengan bahagia, karena produk tersebut tidak hanya baik untuk kulit tetapi juga untuk bumi. Apa yang Bisa Kita Lakukan? Sekarang sudah bukan zamannya konsumen dicekokin produk sama produsen terus-terusan. Sudah ada yang namanya user experience dan konsumen sekarang memiliki keingintahuan akan produk kecantikan yang mereka gunakan. Thanks to internet and beauty influencer yang beneran mendidik ya, seperti Kak Danang Wisnu yang rutin membagikan informasi “jeroan”nya produk kecantikan dasar yang kita miliki ini bisa menjadi bekal untuk membaca label produk. Apa aja sih yang perlu kita amati? Pertama, cek BPOM dan komposisinya. Kita perlu mengenali bahan-bahan apa saja yang bereaksi buruk pada kulit, misalnya alergi. Jika sudah aman, kita kenali bahan lain. Apakah ada bahan yang menggunakan komoditas lokal dengan kelola yang kurang baik atau mendapat isu tidak ramah sosial. Jika ya, cek lagi pada label, apakah ada label sustainability yang dikeluarkan oleh organisasi internasional tertentu. Selanjutnya, untuk menilai soal sustainability, kamu juga bisa mengecek pada website atau media sosial brand. Kadang, mereka memposting kampanye atau nilai-nilai yang penting pada pembuatan produk. Jika kamu bisa menemukan nilai sustainability, entah itu pada pengemasan maupun pembuatan produk, kamu bisa bernafas lega. Berarti, brand pilihanmu itu sudah memiliki kesadaran untuk berpihak pada agak mustahil untuk mengatakan bahwa sebuah produk atau brand itu seratus persen ramah lingkungan dan sosial. Pasti ada saja “celah” dan bocornya dan itu hal yang wajar. Brand pasti juga bergulat dengan biaya produksi dan akses akan bahan baku. Setidaknya, ada upaya yang bisa kita apresiasi. Terakhir, ini yang paling mudah, pilihlah produk yang bercerita. Ini bisa kita gunakan kalau kita nggak paham dengan komposisi, ya. Saya yang bukan orang sains, sangat kesulitan memahami nama-nama kimia komposisi produk. Penamaan sawit pada skincare saja ada banyak jenis turunannya. Produk yang bercerita tak akan segan menunjukkan nilai yang mereka pegang. Sebab, mereka tahu, itulah kekuatan dari produk yang mereka miliki. Produk dan brand yang bercerita pasti dengan gamblang mau menjawab pertanyaanmu tentang darimana asal produk favoritmu, apa komposisinya. Mereka juga biasanya memiliki kecenderungan untuk memerhatikan asal komoditas, proses produksi, dan pasca produksi. Terakhir, jangan sungkan membagikan pengalamanmu dalam menggunakan produk kecantikan yang sustainable pada orang lain. Tidak harus melalui blog, kamu juga bisa berbagi di media sosial, mendukung brand favorit kamu, dan melakukan review pada beberapa forum kecantikan. Percaya deh, hal kecil yang kamu lakukan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya produk kecantikan yang ramah lingkungan dan ramah Rekomendasi SkincareRamah Lingkungan dan Ramah Sosial Saya mengenal beberapa produk kecantikan yang ramah lingkungan dan ramah sosial. Sayangnya, produk yang saya kenali itu bukan produk lokal. Pada postingan kali ini, saya ingin memberi spotlight pada produk lokal kita karena saya ingin orang-orang kita semakin berdaya. *bendera merah putih berkibar*Brand lokal yang saya rekomendasikan adalah Segara Naturals. Bukan bermaksud promosi, sih. Saya punya alasan tersendiri. Pertama, karena mereka menggunakan Illipe Butter atau minyak tengkawang sebagai pengganti minyak kelapa sawit untuk menjadi bahan skincare dan produk perawatan tubuh lainnya. Buat saya, ini penting dan menarik. Sebab, belum banyak saya temui skincare lokal yang mau palm oil free dan memberdayakan komoditas lokal minyak tengkawang yang kandungannya bagus. Sekali lagi, bukan saya membenci sawit, tetapi, memang kita harus mendorong agar peraturan dan sustainability dalam perkebunannya dibenahi dulu. Caranya, sebagai konsumen, tentu saja bermain dalam proses demand dan selanjutnya, Segara Naturals memberikan informasi yang jelas pada produknya. Kita bisa melihat komposisi produk pada bagian depan. Packaging produknya pun menarik, bukan dari kebetulan pada acara ini, Mbak Christine Pan adalah pembicara. Beliau memaparkan banyak materi menarik. Segara Natural memiliki akuntabilitas sampah yang jelas, dihitung oleh DCA Divers Clean Action. Dengan jujur, beliau juga mengatakan bahwa sejak Januari hingga Maret 2020, Segara Natura menghasilkan kg sampah baik dari produksi maupun operasional. Dari kg ini, ada 9% yang dapat mereka recycle. Sampah plastik yang diproduksi selama kurun waktu tersebut sebanyak kg. Bagi Mbak Christine, ini yang menjadi pekerjaan rumah. Penting bagi Segara Natural untuk nggak sekadar klaim bahwa produknya ramah lingkungan, tetapi, mereka juga menunjukkan dengan jujur, transparan, dan akuntabel atas proses pengelolaan sampah mereka. Segara Natural mengusung prinsip sustainable secara berkesinambungan, dari hulu ke hilir. Prinsip ini bukan tanpa alasan. Mereka peduli karena membaca data bahwa ada sebanyak 120 milyar pembungkus plastik dari industri kecantikan per tahunnya. Dari angka tersebut, 91% tidak didaur ulang dan 79% berakhir di ini ternyata membuat customer Segara Naturals semakin terikat pada produk-produknya. Mbak Christine menyatakan bahwa dia percaya bahwa semua orang itu pasti ada keinginan untuk berkontribusi dan berbuat sesuatu yang lebih mulia. Dengan memakai minyak tengkawang dari petani lokal, sekalipun butuh upaya yang lebih, beliau memandangnya sebagai long investment. Bersama Segara Naturals, Mbak Christine ingin menggali lebih dalam kepedulian pada konsumen ini. Selain kedua alasan di atas, kebetulan pada acara ini, Mbak Christine Pan adalah pembicara. Beliau memaparkan banyak materi menarik tentang bagaimana bisnisnya berjalan. Segara Naturals memiliki akuntabilitas sampah yang jelas, dihitung oleh DCA Divers Clean Action. Dengan jujur, beliau juga mengatakan bahwa sejak Januari hingga Maret 2020, Segara Natura menghasilkan kg sampah baik dari produksi maupun operasional. Dari kg ini, ada 9% yang dapat mereka recycle. Sampah plastik yang diproduksi selama kurun waktu tersebut sebanyak kg. Bagi Mbak Christine, ini yang menjadi pekerjaan rumah. Penting bagi Segara Natural untuk nggak sekadar klaim bahwa produknya ramah lingkungan, tetapi, mereka juga menunjukkan dengan jujur, transparan, dan akuntabel atas proses pengelolaan sampah mereka. Segara Natural mengusung prinsip sustainable secara berkesinambungan, dari hulu ke hilir. Prinsip ini bukan tanpa alasan. Mereka peduli karena membaca data bahwa ada sebanyak 120 milyar pembungkus plastik dari industri kecantikan per tahunnya. Dari angka tersebut, 91% tidak didaur ulang dan 79% berakhir di TPA. Kejujuran ini ternyata membuat customer Segara Naturals semakin terikat pada produk-produknya. Mbak Christine menyatakan bahwa dia percaya bahwa semua orang itu pasti ada keinginan untuk berkontribusi dan berbuat sesuatu yang lebih mulia. Dengan memakai minyak tengkawang dari petani lokal, sekalipun butuh upaya yang lebih, beliau memandangnya sebagai long investment. Bersama Segara Naturals, Mbak Christine ingin menggali lebih dalam kepedulian pada konsumen ini. Itu tadi sedikit tulisan saya seputar skincare ramah lingkungan dan ramah sosial. Saya ingin tahu, apakah baru kali ini kamu familiar dengan istilah ini? Atau malah kamu sudah punya “andalan” skincare yang mengusung sustainable beauty? Coba bagi pendapat kamu di kolom komentar, yuk 🙂
Membukalapangan pekerjaan tentu harus dibarengi pula dengan upaya perluasan usaha skincare yang ia lakukan bersama timnya. "Dengan membesarkan usaha, tentu membutuhkan lebih banyak tenaga. Dari sana awal mula usaha (kami) berkembang dan membuka lowongan kerja untuk banyak orang," pungkasnya.
Merawat kulit merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan. Bagaimana denganmu yang sehari-hari harus bekerja? Tentu saja, kamu tetap wajib menggunakan skincare di kantor dengan penyesuaian trik-trik tertentu. Kata Healthline, kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh kita. Ia ada sebagai proteksi dari bakteri atau bahaya yang ada di lingkungan. Oleh karena itu, merawat kulit lewat berbagai produk merupakan sebuah keharusan. Dikutip dari Verywell Health, tabir surya atau sunscreen sebagai salah satu tahap perawatan kulit dapat mencegahmu dari beragam penyakit. Penyakit itu di antaranya luka bakar hingga kanker kulit. Tabir surya juga dapat mencegah penuaan dini. Selain sunscreen, melansir UT Medical Center, melembapkan kulit juga menjadi kewajiban. Kulit yang lembap akan membantu proses regenerasi sel kulit, memicu sirkulasi darah, hingga mencegah kulit berminyak berlebihan. Merawat kulit juga bisa menjadi salah satu bentuk self care untuk dirimu sendiri. Sayangnya, ada banyak orang yang merasa bahwa merawat kulit merupakan langkah-langkah yang sangat rumit. Apalagi, untukmu yang hari-harinya diisi dengan bekerja dan tidak memiliki banyak waktu untuk merawat kulit di kantor. Padahal, apabila kamu memahami prinsip perawatan kulit dasar, semuanya mudah untuk dilakukan, lho! Lewat trik-trik dari Glints ini, perawatan kulit saat bekerja bukan tantangan sulit lagi. Simak, yuk! 7 Trik Skincare di Kantor 1. Lakukan skincare dasar saja © Saat di kantor, tentu saja, kamu takkan mungkin sempat melakukan terlalu banyak langkah perawatan kulit. Sibuk menggunakan masker atau mengaplikasikan terlalu banyak produk malah akan membuat fokusmu teralihkan dari pekerjaan. Itulah mengapa, trik skincare di kantor yang pertama adalah hanya memilih produk-produk yang penting saja. Melansir WebMD, hanya ada tiga langkah perawatan kulit dasar, yakni pembersihan cleansing, pelembapan moisturizing, serta perlindungan dari sinar UV protecting. Khusus untuk tahap pembersihan, kamu sebaiknya tak melakukan itu di kantor. Cukup lakukan dua kali sehari saat pagi dan malam agar kulitmu tidak kering. Tentu saja, tiga tahap ini merupakan dasar dan aturan untuk kulit yang tak memiliki kondisi khusus apa pun. Apabila kamu mendapat diagnosis tertentu dari dokter spesialis kulit dan kelamin, sesuaikan dengan ketentuan dari dokter, ya! 2. Gunakan produk yang penggunaannya praktis © Di pagi hari, saat berangkat ke kantor, tentu kamu bisa dengan mudah menjalani tahap-tahap perawatan kulit. Akan tetapi, sesampainya di kantor, akan sulit untuk melakukan semua itu. Ditambah lagi, penggunaan tabir surya sebagai salah satu tahap skincare harus diulang tiap 2-3 jam sekali agar penggunaannya maksimal. Hal ini disampaikan oleh Hellosehat. Agar kamu tak perlu lama-lama menggunakan sunscreen berulang kali, sebagai trik skincare di kantor, coba pilih produk yang mudah untuk diaplikasikan. Misalnya, gunakan tabir surya spray atau stick yang jauh lebih mudah diratakan. Kamu juga bisa memilih pelembap berupa hydrating toner yang berbentuk spray untuk tambahan hidrasi kulit. 3. Pilih produk yang mudah dibawa © Bagaimana jika tasmu dipenuhi oleh alat dan barang untuk perawatan kulit, alih-alih barang-barang yang diperlukan untuk kerja di kantor? Tentu saja, produktivitasmu akan menurun. Oleh karena itu, pilih berbagai produk yang mudah dibawa ke mana-mana. Sebagai trik skincare di kantor, beli varian kemasan travel size dari perawatan kulitmu. Dengan begitu, ada lebih banyak ruang di tasmu untuk barang-barang lainnya. 4. Pindahkan produk ke wadah kecil © Bagaimana jika tidak ada versi travel size dari produk perawatan kulitmu? Memindahkannya ke wadah yang lebih kecil bisa menjadi solusinya. Jangan lupa, sterilkan wadahnya terlebih dahulu, ya! Kamu bisa melakukannya dengan merebusnya atau memanaskannya menggunakan uap yang panas. Gunakan botol yang tahan panas agar tetap aman. Trik skincare di kantor ini merupakan kutipan dari apa yang disampaikan oleh dr. Fita kepada Alodokter. 5. Taruh beberapa produk di meja kerja © Apakah membeli kemasan travel atau memindahkan produk ke botol terpisah tetap dirasa sulit? Sebagai trik, kamu bisa membeli produk skincare terpisah dan menyimpannya di meja kerja secara khusus untuk digunakan di kantor. Jangan lupa, pastikan lokasinya kering serta terhindar dari sinar matahari langsung. Perhatikan juga panduan penyimpanan produk pada kemasannya. 6. Cari produk yang bisa melakukan dua hal sekaligus © Apakah penggunaan pelembap dan tabir surya terpisah membuatmu kewalahan, dan kamu butuh cara yang lebih praktis? Tak perlu khawatir. Kamu tinggal memilih satu produk yang bisa memberikanmu dua fungsi sekaligus. Sebagai trik, gunakan skincare jenis sunscreen yang cukup melembapkan sehingga kamu tak butuh pelembap tambahan di kantor. Sebagai alternatif, kamu juga bisa memilih produk pelembap yang mengandung proteksi sinar UV. Meski begitu, gunakan secara merata dan pastikan kamu tak berada di bawah matahari terlalu lama, ya! Pasalnya, proteksi pelembap yang mengandung SPF takkan sebaik sunscreen terpisah. Hal ini disampaikan oleh Healthline. 7. Apabila harus membasuh muka, pilih tabir surya yang tidak tahan air © Tabir surya sering kali dirancang untuk tahan air. Ini tentu menguntungkan, karena keringat yang keluar dari kulitmu takkan menghapus semua sunscreen di kulit sekaligus. Akan tetapi, formula ini juga bisa menjadi kekurangan. Apakah kamu sesekali harus membasuh wajah karena merasa ngantuk di kantor? Untukmu yang memiliki kebiasaan ini, kamu mungkin harus memilih tabir surya yang tidak tahan air. Pasalnya, apabila sunscreen-mu tak larut dibasuh air, akan ada lapisan tambahan di wajah yang membuat air tak sepenuhnya menempel ke kulit wajah. Jika kamu memilih untuk mencuci muka dengan sabun atau produk lain tiap ingin membasuh wajah, kulitmu bisa mengalami masalah. Mengutip Halodoc, cuci muka lebih dari dua kali sehari bisa menyebabkan kulit kering, iritasi, hingga perubahan pH kulit. Hal ini juga berlaku untukmu yang meyakini bahwa wudu takkan sah apabila wajah dilapisi dengan tabir surya. Tak sekadar memiliki wajah yang glowing, merawat kulit juga merupakan upaya untuk menjaga kesehatan kulit. Oleh karena itu, terapkan berbagai trik skincare di kantor tadi, ya! Tahukah kamu, selain skincare, ada banyak hal yang bisa menjadi upaya menjaga kesehatan sambil menjaga produktivitas kerja. Apakah kamu ingin selalu mendapat informasi terbaru dan terpercaya terkait hal itu? Glints siap mengirimkannya langsung ke emailmu melalui newsletter blog Glints. Langganan sekarang, ya! Skin Care Basics The Importance of Moisturizing Ini Akibat Terlalu Sering Mencuci Muka Does Sunscreen Really Prevent Skin Aging? Cara mensterilkan botol plastik untuk alat makeup What do you want to know about beauty and skin care? Ini Alasan Kenapa Anda Harus Pakai Pakai Sunscreen Tiap 2 Jam Sekali If You Use SPF Moisturizer, You’re Probably Making This Mistake
Topijepang untuk mancing, pekerja lapangan jauh dr polusi & sinar UV - Biru di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Topi jepang untuk mancing, pekerja lapangan jauh dr polusi & sinar UV - Biru di jo serba ada. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia!
– Saat skincare tidak cocok di kulit, biasanya kita akan melihat kemunculan tanda-tanda seperti jerawat, ruam dan iritasi. Tapi, bagaimana caranya mengetahui apakah skincare cocok dan bekerja efektif di kulit kita? Dr Gladys Teo dari Heure dan mengungkapkan cara untuk Teo, efek dari skincare tergantung dari dosis, jenis dan formulasi bahan, serta respons dari kulit. “Setiap orang memiliki kondisi kulit yang sangat unik. Hasil penggunaan skincare bisa berbeda-beda pada setiap orang walau produknya sama," menambahkan, secara umum skincare yang bekerja dengan baik akan memberikan perubahan positif dan nyata pada kulit. Tapi, efek tersebut baru dapat dilihat jika skincare digunakan secara konsisten dan dalam jangka panjang. Berikut tanda-tanda yang bisa diamati 1. Produk anti-penuaan Hasil dari produk anti-penuaan anti aging tidak langsung terlihat secara instan.
o0AKB.